Featured Article
Menerjemahkan puisi tergolong penerjemahan tersulit karena dalam prosesnya, sedapat mungkin dipertahankan suasana batin dari karya itu (mood, tone). Pada saat yang sama, penerjemah harus mencari padanan atas bentuk formal puisi itu sendiri secara tepat, misalnya jumlah baris (terutama untuk jenis sonnet), rhyme (persajakan) dan syllable (jumlah suku kata, misalnya untuk haiku). Selain itu, perpindahan isi dan pesan (content, message) puisi juga harus dijaga supaya wajar. Semua kualifikasi ini sangat ditentukan oleh kepekaan seorang penerjemah-sastrawan.
Mooi Indië, “Hindia Belanda yang Jelita”
Menyambung tulisan sebelumnya, posting kali ini berisi semacam sidenote untuk pembahasan tentang Indië. Catatan ini perlu dikemukakan karena selain sebagai rujukan geografis, konsep Indië juga telah ikut membentuk aliran seni yang cukup penting pada masa kolonial, yaitu Mooi Indië.
Indië dalam Terjemahan Surat-surat Kartini (Inggris dan Indonesia)
Dalam bukunya Indonesia: antara Kelisanan dan Keberaksaraan, almarhum Prof. A. Teeuw membincangkan penerjemahan sejumlah konsep dalam surat Kartini ke bahasa Indonesia. Posting ini meninjau penerjemahan satu nama kawasan (sekaligus denotasi kultural) yang penting dalam surat Kartini, yaitu Indië (Netherlands-Indië). Sekilas akan dipaparkan lebih dahulu zaman penjelajahan samudra bangsa Eropa ke negeri asal rempah-rempah pada abad ke-15 yang melahirkan toponim Indië itu.
Contoh Terjemahan Puisi Arab ke Inggris dan Indonesia
Pada pertengahan 1997, saya menjumpai penggalan sebuah puisi berbahasa Arab serta terjemahannya ke bahasa Inggris yang dikutip Anwar Ibrahim dalam bukunya yang banyak disanjung orang kala itu, The Asian Renaissance (Times Books International, 1996). Ketika Anwar Ibrahim disingkirkan pada 1998, buku itu diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Tulisan ini akan menyandingkan ketiga versi dari penggalan puisi itu: dalam bahasa Arab, terjemahan bahasa Inggris dan Indonesia.
Puisi Pendidikan Anak: “Children Learn What They Live” dan Terjemahan Indonesianya
Puisi pendidikan, terutama pendidikan anak usia dini, yang paling fenomenal sepanjang sejarah barangkali adalah “Children Learn What They Live” yang ditulis Dorothy Law Nolte. Posting kali ini akan menjajarkan puisi aslinya dan terjemahan dalam bahasa Indonesia yang dikerjakan seorang sarjana Indonesia, Jalaluddin Rakhmat.
If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight. ...
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi...
“Aku ingin”, Puisi Sapardi Djoko Damono: versi Indonesia dan Inggris
Puisi “Aku ingin” adalah karya Sapardi Djoko Damono, sastrawan Indonesia yang mendunia. Tapi ketenaran “Aku ingin” seolah justru membuatnya terpisah dari dunianya. Pada tahun 2000-an di warung makan sekitar kampus, saya lihat puisi itu dilisankan secara semena-mena oleh satu tokoh dalam sinetron yang (menurut pemilik warung) diperankan Bella Saphira.
Alamat Asli, AQUA Palsu ...
Sekedar untuk selingan, off-topic posting kali ini akan bercerita tentang pengalaman kami membeli Aqua galon yang ternyata produk palsu serta beberapa tips penting untuk menghindarinya. Mudah-mudahan informasi ini berguna. Mohon di-share. Terima kasih.
Puisi “Mi Ultimo Adios”: dari Spanyol ke Inggris, lalu ke Indonesia
“Mi Ultimo Adios” adalah karya terakhir pejuang kemerdekaan Filipina, José Rizal. Ditulis menjelang ia dieksekusi mati oleh pemerintah Kolonial Spanyol, 30 Desember 1896, puisi ini berhasil diselundupkan keluar penjara dengan cara disembunyikan dalam lampu spritus yang dipergunakan Rizal selama dipenjarakan.
Contoh Puisi Terjemahan: “Huesca”
Dalam BlogNotes kali ini akan dibicarakan satu contoh terjemahan puisi yang sangat berhasil, yaitu “Huesca” karya John Cornford yang diterjemahkan oleh Chairil Anwar. Tulisan ini terinspirasi catatan masa kuliah (duluu banget!) di kelas Pak Bakdi Soemanto, profesor Sastra Barat di Fakultas Sastra (sekarang Fak. Ilmu Budaya) UGM.
Garis Merah / Hijau Bergelombang pada MS Word
Ketika menulis dengan MS Word 97, 2003, 2007 atau 2010, kita sering melihat garis merah dan/atau hijau di bawah kata yang kita ketikkan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Banyak orang merasa terganggu dan ingin menghilangkannya saja. Sebenarnya garis itu membantu kita melihat kesalahan tulis yang kita lakukan. Menyambung tulisan terdahulu, BlogNotes kali ini membahas arti garis merah dan hijau dalam tulisan di MS Word
Mengetuk Pintu berarti Pencuri ...
Setiap bahasa memiliki logikanya sendiri. Di dalam ekspresi bahasa itu terkandung sejarah, adat istiadat, dan pandangan masyarakat penuturnya terhadap segala aspek kehidupan, dari soal bertetangga, keamanan dan keselamatan bersama, ritual keagamaan, dan sebagainya. Postingan kali ini akan membahas pentingnya terjemahan kontekstual itu apabila sudah menyangkut ekspresi khusus dari suatu bahasa. (Anda juga dapat melihat pembahasan lainnya tentang terjemaan kontekstual ini dalam tulisan sebelumnya).
Standar Rate Terjemahan berdasar Naskah Jadi
Tulisan ini menjelaskan tarif terjemahan yang berpatokan naskah jadi. Satuannya per halaman (pay-per-page), per kata (pay-per-word), dan per karakter (pay-per-character). Ini melanjutkan tulisan sebelumnya sekaligus melengkapi penjelasan Kategori pada Layanan Terjemahan.
Sekali Lagi tentang Tarif Terjemahan
Karena tarif terjemahan, baik terjemahan Inggris-Indonesia maupun Indonesia-Inggris, mengundang banyak pertanyaan, maka BlogNotes kali ini akan mengklarifikasi soal tarif terjemahan itu. Mudah-mudahan pembaca dapat memahami dan mulai menghargai penerjemah sebagai profesi, seperti halnya dokter, akuntan, dosen, dan lain-lain
Thesaurus untuk Paraphrasing
Menyambung tulisan di BlogNotes yang lalu, tulisan kali ini membahas cara menggunakan Thesaurus pada Microsoft Word (2003, 2007, atau 2010) untuk melakukan paraphrasing. Sebelumnya akan dijelaskan sedikit tentang pentingnya paraphrasing untuk menghindari godaan plagiarism.
Microsoft Word sebagai Pemeriksa Ejaan dan Kalimat dalam Terjemahan
Posting BlogNotes kali ini menjelaskan cara menggunakan Microsoft Word untuk memeriksa sendiri kesalahan ejaan dan memvariasikan pilihan kata (sinonim) dalam tulisan atau terjemahan kita ke bahasa Inggris. Saya berasumsi komputer yang anda gunakan bersistem operasi Windows (XP, Vista, 7) dan telah di-install Office 2007 atau 2010. Office 2003 juga akan dijelaskan bila ada perbedaan.
Besok Tak Berarti “Tomorrow”?
Ada kejadian lucu yang diceritakan mahasiswa (sebut saja Amir) begini:
Suatu hari dia memperkenalkan temannya, seorang mahasiswa asing asal Amerika kepada Bapak kos yang asli Magelang. Dalam perkenalan itu, teman kita tadi mengatakan kepada si bule bahwa Magelang itu tempat Candi Borobudur berada. Si bule antusias bukan main. Selama obrolan itu, bapak kos sempat mengatakan kepada sang bule kira-kira begini: “Kalau ke sana, paling bagus pagi-pagi. mBesok saya anter ...”
Terjemahan Literal vs. Terjemahan Kontekstual
Kalau ditanya seperti apa teori terjemahan itu, maka saya cenderung menjawab bahwa jumlah teori terjemahan berbanding lurus dengan banyaknya penerjemah. Setiap penerjemah akan memiliki pendekatannya sendiri, meskipun akan saling bersinggungan satu sama lain. Bukankah seperti itu yang biasa terjadi dalam ilmu-ilmu Humaniora? Konon, bahkan ada statement bahwa sistematika filsafat (Barat) itu sebenarnya sudah selesai di tangan Plato, para filsuf yang datang di kemudian hari tinggal menggeser batas-batas yang sudah digariskan Plato (Koreksi saya kalau saya salah ya....).
Terjemahan Mesin vs. Terjemahan Manusia
Teknologi menyediakan kemudahan, termasuk dalam menerjemahkan. Karena perkembangan teknologi pula, sampai saat ini ada bermacam software terjemahan di pasaran, misalnya Transtool dan Babylon Translate. Ada juga online translator yang tidak memerlukan pengguna menginstal software apapun. Komputer pengguna hanya perlu terhubung ke jaringan internet. Yang paling terkenal dari jenis ini adalah Google Translate. Posting pertama untuk BlogNotes ini membahas bagaimana seharusnya kita menggunakan Google Translate.